Social Icons

Featured Posts

Senin, 10 Oktober 2011

STRATEGI PEMBELAJARAN Strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa


Strategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa

A. Pengertian strategi, Metode, dan pendekatan pembelajaran

       Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu perperangan.Demikian pula halnya seorang pelatih sepak bola, ia akan menentukan strategi yang dianggapnya tepat untuk memenangkan suatu pertandingan setelah ia memahami segala potensi yang dimiliki tim-nya. Apakah ia akan melakukan strategi menyerang dengan pola 2-3-5. tergantung kepada kondisi tim yang dimilikinya serta kekuatan tim lawan.
      Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai “ a plan method, or series of aktivites desined to achives a particular education goal ( j.R.David, 1976 ) “  dapat di artikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai pendidikan tertentu.
           Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian diatas. Pertama  strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan ( rangkaian kegiatan ) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya / kekuatan dalam pembelajaran. Ia berarti penyusunan suatu strategi baru sampai pada tindakan. Kedua. Strategi di susun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencpaian tujuan.
       Kemp ( 1995 ) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dan dck dan carey ( 1985 ) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedor pembalajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk mnimbulkan hasil belajar pada siswa.
      Sekarang bagaimana upaya mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujaun yang telah disusun tercapai secara optimal,  ini dinamakan dengan metode. Metode berarti metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah di tetapkan. Dengan demikian, bisa terjadi suatu strategi pembelajaran digunakan beberapa metode, misalnya metode ceramah, Tanya jawab dll.
Strategi berbeda dengan metode, strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi.
           Istilah lain juga memiliki kemiripan dengan strategi adalah perkataan
( approach ) sebenarnya pendekatan berbeda, baik dengan strategi maupun metode.Metode pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Oleh karenanya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu. Roy kiilen (1998) misalnya, mencatat  ada dua pendekatan dalam pembelajaran yaitu : pendekatan yang berpusat pada guru ( teacher – centred approaches ) dan pendekatan yang berpusat pada siswa. Pendekatan yang berpusat pada guru menurut strategi pembelajaran langsung ( direct instruction ), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan pembelajaran berpusat pada siswa menurut strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta pembelajaran induktif.
      Selain strategi, metode,dan pendekatan pembelajaran, terdapat juga istilah lain yang kadang-kadang sulit dibedakan, yaitu teknik dan taktik mengajar. Teknik dan taktik mengajar merupakan penjabaran dari metode pembelajaran. Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Misalnya, cara yang bagaimana yang harus dilakukan agar metode ceramah yang dilakukan berjalan efektif dan efisien? Dengan demikian, sebelum seorang melakukan proses ceramah sebaiknya memperhatikan situasi dan kondisi.
          Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakn suatu teknik atau metode tertentu. Maka dapat ditentukan suatu strategi pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan. Sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran guru dapat menentukan teknik yang dianggap relevan dengan metode, dan penggunaan teknik itu setiap guru memiliki taktik yang mungkin yang berbeda antara guru yang satu dengan yang lain. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach)
      Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.




B. Jenis-jenis strategi pembelajaran
         Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan Rowntree
  ( 1974 ) mengelompokan kedalam strategi penyampaian penemuan atau exposition-discovery learning, dan strategi pembelajan kelompok atau strategi pembelajaran individual atau groups-individual learning.
        Dalam strategi exposition, bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai  bahan tersebut. Roy killen menyebutkan dengan strategi pembelajaran langsung. Mengapa dikatakan strategi pembelajaran langsung karena strategi ini materi pelajaran disajikan begitu saja kepada siswa, siswa tidak dituntut  untuk mengelolanya.kewajiban siswa adalah menguasai secara penuh.Dengan demikian, dalam strategi exspositori guru sebagai penyampai informasi. Berbeda dengan strategi discovery. Dalam strategi ini bahan pelajaran dicari dan ditemukan oleh siswa melalui berbagai aktivitas, sehingga tugas guru lebih banyak sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswanya. ( strategi pembelajaran tidak langsung )
      Strategi belajar individual dilakukan oleh siswa secara mandiri. Kecepatan, kelambatan dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh kemampuan siswa yang bersangkutan.Bahan pelajaran serta bagaiman mempelajarinya didesain untuk belajar sendiri. Contoh : belajar melalui modul, belajar bahasa melalui kaset audio.
      Berbeda dengan strategi pembelajaran individual, belajar kelompok secara beregu. Sekelompok siswa diajar oleh seorang atau beberapa orang guru.  Bentuk belajar kelompok itu bias dalam pembelajaran kelompok besar atau pembelajaran klasikal atau juga siswa belajar dalam bentuk kecil semacam buzz group.
        Ditinjau dari cara penyajian dan cara penggolahanny, strategi pembelajaran juga dapat dibedakan antara strategi pembelajaran deduktif dan stategi pembelajaran induktif.Dedukti adalah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep terlebih dahulu untuk kemudian dicari kesimpulan. Atau dengan kongkret atau umum ke khusus. Sebalikny dengan induktif. ( khusus ke umum ).



C. Pertimbangan Pemilihan Strategi pembelajara
        Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan kemampuan baru.Ketika ke\ita berpikir informasi dan kemampuan apa yang harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu jug kita semestinya berpikir strategi apa yang dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Strategi pembelajaran yang dapat di gunakan, ada berberapa pertimbangan yang harus diperhatikan :
a.Pertimbangan yang berhubunangan dengan tujuan yang ingin dicapai.
Misal dengan pertanyaan yang dapat diajuakan
Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan     aspek kognitif, afektif, atau psikimotor.?
b.Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan materi pembelajaran
Apakah materi pembelajaran itu brupa pakta, konsep, Hukum, atau teori           tertentu.?
c.Pertimbangan dari sudut siswa
Apakah strategi pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan siswa ?
d. Pertimbangan –pertimbangan lainya
Apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan strategi saja ?

     Pertanyaan di atas merupakan bahan pertimbangan dalam menetapkan strategi yang ingin diterapkan. Maisalnya mencapai tujuan yang berhubungan dengan sapek kognitif, akan memiliki strategi yang berbeda upaya untuk mencapai tujuan afektip dan psikomotor.


D. Prinsip-prinsip Penggunaan strategi pembelajaran dalam konteks Standar proses pendidikan

     Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip dalam bahasan ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan strategi pembelajaran. Perinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok digunakan untuk mrncapai semua tujuan semua keadaan. Stiap strategi memiliki kekhasan sendiri-sendiri. Hal ini yang dikemukakan oleh killen ( 1998).
     Apakah yang dikemukakan killen itu jelas bahwa guru harus mampu memilih strategi yang dianggap cocok dengan keadaan.Oleh sebab itu, guru perlu memahami prisip-prinsip umum penguasaan strategi pebelajaran. Sbt
1.Berorientasi pada tujuan
     Dalam strategi pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama.
Segala aktivitas guru dan siswa, mestinya diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.Ini sangat penting, sebab mengajar adalah proses yang bertujuan. Oleh karnanya keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.


2. Aktivitas
     Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi belajar adalah berbuat; memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersipat psikis seperti aktivitas mental. Guru sering lupa dengan hal ini. Banyak guru terkecoh oleh sikap siswa yang pura aktif padahal sebenarnya tidak.
3. Individualitas
     Mengajar adalah mengembangkan setiap individu siswa, namun pad hakekatnya ynag ingi kita capai adalah perubahan prilaku setiap siswa. Sama halnya dengan dokter.
4. Integritas
     Mengajar harus dipandang usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, akan tetapi jug meliputi pengembangan afektif dan asfek psikomotor. Oleh karena itu strategi pembelajaran harus dapat mengembangkanseluruh asfek kepribadian siswa secar terintegritasi. Penggunaan metode diskusi, contonya guru dapat merancang startegi pelaksaan diskusi tak hanya terbatas pada pengembangan sapek intelektual saja, tetapi harus mendorong siswa agar mereka berkembang secar keseluruhan, misalnya mendorong agar siswa menghargai orang lain, berani mengeluarkan gagasan atau ide yang orisinil.
        Sesuai dengan isi peraturan pemeritah diatas, maka ada sejumlah prisip khusus   dalam pengelolaan pembelajaran, sebagai berikut.
1.  Interaktif
      Prisif interaktif mengandung makna bahwa mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan pengetahuan dari guru kesiswa; akan tetapi mengajar dianggap sebagai proses mengatur lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar dengan demikian proses pembelajarn adalah proses interaksi baik antara guru dan siswa,antara siswa dan siswa, maupun antara siswa dan lingkungannya. Melalui proses interaksi, maupun kemampuan siswa akan berkembang baik mental maupun intelektual.

2.Inspiratif
      Proaes pembelajaran adalah prose yang inspiratif, yang memungkinkan siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu. Berbagai informasi dan proses pemecahan masalah dalam pembelajaran bukan harga mati, yang bersifat mutlak, akan tetapi merupakan hepotesis yang meransang siswa untuk mau mencoba dan mengujinya.
3.  Menyenangkan
Proses pembelajaran adalah proses yang dapat mengembangkan seluruh potensi siswa. Seluruh potensi ini hanya mungkin dapat berkembang manakala siswa terbatas dari rasa takut, dan menegangkan. Olehkarena itu perlu diupayakan agar proses pembelajaran meruapakan proses pembelajaran yang menyenangkan. ( enjoyful learning ).
4.      Menantang
Proses pembelajara adalah proses yang menantang siswa untuk   mengembangkan kemampuan berfikir, yakni merangsang kerja otak secara maksimal. Kemampuan tersebut dapat ditumbuhkan dengan cara mengembangkan  rasa ingin tahu siswa melalui kegiatan mencoba-coba, berfikir secara intuitif, bereksplorasi. Apapun yang yang diberikan dan dilakukan guru harus dapat merangsang siswa untuk berpikir.
5.   Memotivasi
Motivasi adalah yang sangat penting untuk membelajarkan siswa. Tanpa adanya motivasi, tidak mungkin siswa memiliki kemampuan untuk belajar. Oleh karena itu, membangkitkan motivasi merupakan salah satu peran dan tugas guru.
proses pembelajaran. Motivasi dapat diartiakn sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak melakukan  sesuatu.

E. Pembelajaran Berorientasi Aktivitas siswa ( PBAS )
     Dalam standar proses pendidikan, pembelajaran didesain untuk membelajarkan siswa. Artinya, system pembelajaran menempatkan siswa sebagai subjek belajar, dengan kata lain pembelajaran ditekankan atau  berorientasi pada aktivitas siswa.
     Ada beberapa asumsi perlunya pembelajaran didesain untuk membelanjakan siswa. Pertama,   Asumsi filosofis tentang pendidikan. Pendidikan meruapkan usaha sadar mengembangkan manusia menuju kedewasaan, baik kedewasaan intelektual, social, maupun kedewasaan moral. Kedua , asumsi tentang siswa sebagai subjek pendidikan, (a ) siswa bukanlah manusia dalam ukuran mini, akan tetapi manusia sedang dalam perkembangan; (b) setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda;(c) anak didik yang pada dasarnya adalah insan yang aktif, kreatif, dan dinamis  menghadapi lingkungannya;(d) anak didik memiliki motivasi untuk memenuhi kebutuhannya. Ketiga , Asumsi tentang guru adalah (a) guru bertanggung jawab atas tercapainya hasil peserta didik (b) guru memiliki kemampuan propisional dalam mengajar (c) guru memiliki kode etik keguruan (d) guru  memiliki peran sebagai sumber belajar. Keempat, asumsi yang berkaitan dengan proses pengajaran.

1.  Konsep dan tujuan PBAS
      PBAS dapat dipandang sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar beruapa panduan antara asfek koknitif,afektif, dan psikomotor secara seimbang.
      Dari konsep tersebut ada dua hal yang harus dipahami pertam  dipandang dari segi proses pembelajaran,PBAS  menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal, artinya PBAS menghendakai keseimbangan antara aktivitas fisik,mental, termasuk emosional, dan aktivitas intelektual. Kedua  dipandang dari hasil belajar ,PBAS menghendaki hasil belajar yang seimbang dan terpadu antar kemampuan intelektual ( kognitif ) sikap ( afektif ) dan keterampialn ( psikomotor ) artinya dalam PBAS pembentukan siswa secaara utuh merupakan tujuan utama dalam proses pembelajaran.        
2. Peran guru dalam implimentasi PBAS
         Kekeliruan yang kerap muncul adalah adanya anggapan bahwa dengan PBAS peran guru semakin kurang. Anggapan semacam ini tentu saja tidak tepat, Sebab walaupun PBAS didesain untuk meningkatkan aktivitas siswa, tidak berarti mengakibatkan kekurangannya peran dan tanggung jawab guru. Baik guru maupun siswa sama- sama harus berperan penuh. Oleh karena itu peran mereka sama sebagai subjek belajar.




3. Peranan PBAS dalam proses pembelajaran
      Dalam kegiatan belajar mengajar PBAS diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan, seperti mendengarkan, berdiskusi, memproduksi sesuatu, menyusun laporan memecahkan masalah dll. Keaktifan siswa itu ada yang secara langsung dapat diamati, seperti mengerjakan tugas, dll.
4. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan PBAS
a. Guru
         Dalam proses pembelajaran dalam kelas, guru merupakan ujung tombak yang sangat menentukan keberhasilan peranan PBAS, karena guru orang yang berhadapan langsung dengan siswa.
Ada berapa hal yang harus memenuhi keberhasilan PBAS :
1.Kemampuan Guru
2.Sikap Propesional Guru
3.Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar Guru
b. Sarana belajar
        Keberhasilan Implimentasi PBAS juga dapat dipengaruhi oleh kesediaan sarana belajar. Yang meliputi :
  1. Ruang kelas
  2. Media dan sumber belajar
  3. Lingkungan belajar 

 

Sample text

Sample Text

Sample Text